Kamis, 16 April 2020

Budidaya Unggas Pedaging

Ayam adalah unggas utama sebagai pedaging. Hasil budidaya ayam pedaging terdiri atas karkas dan non karkas. Karkas adalah tubuh ayam setelah dipotong dikurangi dengan kepala, kaki, darah, bulu, dan organ dalam, sedangkan non karkas (offal) adalah bagian tubuh ayam yang layak dan tidak layak dimakan. Bagian darah dan bulu ayam biasanya dibuang, namun saat ini dapat diolah menjadi pakan atau pupuk. Budidaya ternak unggas pedaging merupakan kegiatan untuk menghasilkan produk budidaya ternak berupa daging sehingga dikenal daging ayam, daging bebek, atau daging burung puyuh.

A. Jenis-jenis unggas pedaging
Unggas adalah hewan ternak yang memiliki bulu di seluruh tubuhnya dan kaki yang bersisik. Unggas adalah jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok burungburungan. Ciri-ciri lain dari unggas adalah memiliki sayap dan paruh serta bulu pada tubuh permukaan tubuhnya. Berdasarkan produk yang dihasilkan, unggas dibagi menjadi unggas pedaging, unggas petelur, serta unggas pedaging-petelur. Jenis unggas pedaging sama dengan unggas petelur. Unggas pedaging adalah unggas yang dipelihara untuk menghasilkan daging. Jenis unggas pedaging antara lain sebagai berikut.
  1. Jenis ayam pedaging terdiri dari ayam ras pedaging (Broiler), ayam ras petelur afkir, ayam jantan ras petelur, ayam induk petelur, ayam induk pedaging, dan ayam bukan ras.
  2. Ayam bukan ras disebut juga ayam kampung namanya memakai nama suatu daerah, misal ayam kedu, ayam nunukan, atau ayam sentul. Ayam kampung merupakan hasil domestifikasi ayam hutan.
  3. Ayam ras pedaging merupakan ayam pedaging yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ayam ras pedaging memiliki jaringan ikat yang lunak dan berwarna putih. 
  4. Ayam ras petelur afkir adalah ayam petelur yang sudah habis masa bertelurnya. Ayam ras afkir petelur berumur sekitar 20 bulan
  5. Jenis ayam jantan ras petelur adalah ayam petelur yang berkelamin jantan. Ayam jantan ras petelur dipelihara utnuk diambil dagingnya. Harga bibit ayam jangan ras petelur lebih murah dan petumbuhannya tergolong cepat.
  6. Ayam induk petelur adalah ayam ras betina dan jantan penghasil telur bibit untuk ditetaskan menjadi bibit ayam. Karkas yang dihasilkan oleh ayam induk petelur keras, kulit kuat, mengandung banyak lemak di bawah kulit.
  7. Ayam induk pedaging adalah ayam induk yang menghasilkan telur untuk ditetaskan menjadi ayam pedaging. Ayam ini terdiri atas ayam induk betina dan ayam induk jantan. Ayam induk pedaging mengandung banyak lemak di bawah kulit.
  8. Itik memiliki memiliki pertumbuhan yang cepat dan badan berukuran besar. Terdapat tiga jenis itik pedaging sudah dikenal masyarakat, yaitu: itik Alabio, itik Mojosari, itik Bali, dan entok
  9. Salah satu jenis burung yang banyak diternakkan untuk komersial untuk diambil dagingnya adalah burung puyuh. Burung puyuh memiliki bulu yang berwarna coklat bercak-bercak hitam putih. Burung puyuh terlihat pendek dan gemuk.

B. Produk Budidaya Ternak Unggas Pedaging
Produk budidaya unggas pedaging dapat dikonsumsi dengan cara digoreng, digulai, dan dipanggang atau diolah menjadi berbagai bahan cepat saji atau dicampur dengan bahan makanan lainnya. Ayam pedaging dapat dipasarkan dalam bentuk:
  1. Ayam utuh: ayam yang telah dipotong dan dipisahkan kepala, kaki, darah, bulu, dan organ dalamnya
  2. Ayam potong: ayam utuh yang dipotong sesuai dengan bagian tubuh ayam.
  3. Ayam tanpa tulang: daging ayam sudah dipisahkan dari tulangnya, seperti ayam fillet dan ayam giling fillet. Harga ayam yang difillet dan digiling lebih mahal daripada harga ayam utuh.

C. Sarana dan Peralatan Budidaya Unggas Pedaging
Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam pedaging terdiri dari kandang, peralatan dalam kandang, bibit ayam, pakan, obatobatan, serta vitamin.
  1. Kandang adalah bangunan yang berfungsi untuk melindungi ternak dari iklim buruk, seperti hujan, panas, dan angin. Kandang memberikan lingkungan pertumbuhan yang sesuai untuk unggas karena unggas dapat terhindar dari stress dan pemberian pakan lebih efisien. Kandang juga dapat melindungi unggas dari serangan pemangsa dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit unggas. Cara memelihara hewan unggas dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: Pemeliharaan secara ekstensif: unggas dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan hanya pada malam hari saja . Pemeliharaan secara semi intensif: unggas dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan. Pemeliharaan secara intensif: pemeliharaan unggas dengan cara dikurung terus menerus dalam kandang sehingga semua pakan unggas dipenuhi peternak.
  2. Tempat bertengger diperlukan untuk tempat ayam beristirahat
  3. Tempat makan dan minum harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Dapat terbuat dari bambu, alumunium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat.
  4. Bibit unggas pedaging dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit unggas. Misal untuk ayam, bibit yang digunakan yang digunakan disebut DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari. Bibit unggas pedaging sebaiknya berasal dari pembibitan pedaging sesuai standar yang telah ditetapkan dalam SNI 01.4868.1-1998, yaitu memiliki berat badan minimal 37 g/ekor untuk ayam.
  5. Pakan adalah campuran bahan-bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan unggas. Pakan yang baik adalah pakan yang memiliki keseimbangan nutrisi sehingga dapat diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan unggas.
  6. Penggunaan obat-obatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Usaha peternakan ayam pedaging harus bebas dari penyakitpenyakit ayam yang berbahaya dan menular seperti : Avian Influenza,, Newcastle Disease (ND),, Infectious Laryngotracheitis,, Fowl Cholera, Fowl Pox,, Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease, Marek Disease, Avian Mycoplasmosis (M.Gallisepticom), Avian Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, Swollen head syndrome, dan Infectious coryza.
  7. Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh. Tujuan vaksinasi adalah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu: Vaksin aktif: vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/ pasif. Vaksin inaktif: vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenik sehingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih pendek, tapi hanya diberikan pada ayam yang diduga sakit.

D. Teknik budidaya ayam pedaging
1. Kandang
Kandang yang umum digunakan dalam budidaya unggas ayam pedaging adalah kandang postal. Kandang dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana yang penting dapat mencegah ternak kabur dan dapat berlindung dari hujan dan panas. Di dalam kandang harus dilengkapi dengan:
  1. Tempat makan, tempat makan unggas pedagingn disesuaikan umur unggas
  2. Tempat minum, tempat minum biasanya terbuat dari plastik
  3. Alas kandang, dapat berupa koran, sekam, atau karung berpori. Alas koran dipakai untuk pemeliharaan DOC.
  4. Pemanas, sangat diperlukan pada saat pertumbuhan DOC sebagai induk ayam untuk memberikan kehangatan pada anak ayam. Salah penghangat kandang lampu bohlam
  5. Tempat bertengger, tempat ayam beristirahat
  6. Instalasi air
 Ayam adalah unggas utama sebagai pedaging Budidaya Unggas Pedaging
2. Penyediaan Bibit
Bibit ayam dapat dibeli pada penyedia bibit. Untuk mengurangi resiko, dapat menggunakan bibit yang sudah agak besar.

3. Penyediaan Pakan
Pakan untuk budidaya ayam dapat menggunakan pakan siap pakai, tapi untuk menghemat biaya pakan dapat membuat pakan alternatif berbahan dedak, jagung, bungkil dan tepung tulang. Pakan ayam dibagi menjadi dua jenis yakni pakan untuk starter dan pakan ayam dewasa.

4. Pemeliharaan
1) Pemberian Pakan
Pemberian pakan ayam pedaging ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase  nisher (umur 4-6 minggu).
No.Jenis GiziProporsi
1.Proten22-24%
2.Lemak2,5%
3.Serat Kasar4%
4.Kalsium (Ca)1%
5.Fosfor (P)0.7-0.9%
6.Kalori2.800-3.500 Kcal

Jumlah pakan yang dibutuhkan ayam pedaging berdasarkan umur pada fase starter
No.UmurJumlah kebutuhan (gram/ekor)
1.Minggu pertama (umur 1-7 hari)17
2.Minggu kedua (umur 8-14 hari)43
3.Minggu ke-3 (umur 15-21 hari)66
4.Minggu ke-4 (umur 22-29 hari)91
Jumlah1520

Komposisi nutrisi dalam pakan ayam pedaging pada fase Finisher
No.Jenis GiziProporsi
1.Proten8.1-21.2%
2.Lemak2,5%
3.Serat Kasar4,5%
4.Kalsium (Ca)1%
5.Fosfor (P)0.7-0.9%
6.Kalori2.900-3.400 Kcal

Jumlah pakan yang dibutuhkan ayam pedaging berdasarkan umur pada fase Finisher
No.UmurJumlah kebutuhan (gram/ekor)
1.Minggu pertama (umur 1-7 hari)111
2.Minggu kedua (umur 8-14 hari)129
3.Minggu ke-3 (umur 15-21 hari)146
4.Minggu ke-4 (umur 22-29 hari)161
Jumlah3.829

Kebutuhan minum ayam pedaging
No.UmurJumlah kebutuhan (liter/hari/100 ekor)
1.Minggu pertama (umur 1-7 hari)1.8
2.Minggu kedua (umur 8-14 hari)3.1
3.Minggu ke-3 (umur 15-21 hari)4,5
4.Minggu ke-4 (umur 22-29 hari)7.7
5.Minggu ke-5 (umur 30-36 hari)9,5
6.Minggu ke-6 (umut 37-43 hari)10.9
7.Minggu ke-7 (umur 44-50 hari)12,7
8.Minggu ke-8 (umur 51-57 hari) dan seterusnya14,7

2) Pemberian Minum
Pemberian minum pada ayam dilakukan dengan menyediakan air dalam suatu wadah.

3) Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit pada unggas pedaging dilakukan dengan cara membersihkan kandang secara rutin, memisahkan unggas yang sakit, dan memberikan vaksin. Pemberian vaksin dapat disesuaikan dengan kondisi ternak unggas. Sebelum pengobatan, tindakan Pengamanan Penyakit yang dapat
dilakukan adalah:
  • Mencegah masuknya hewan lain yang mungkin dapat menyebabkan penyakit ke lokasi peternakan
  • Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan, penyemprotan terhadap serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama-hama lainnya
  • Melakukan pembersihan dan pencucuian kandang baik terhadap kandang yang habis dikosongkan, maupun sebelum dimasukkan ternak baru ke dalamnya
  • Menjaga kebersihan serta sanitasi seluruh komplek lokasi peternakan sehingga memenuhi syarat hygienis yang dapat dipertanggungjawabkan
  • Menggunakan sistem penghapus hama baik lalu lintas kendaraan, orang dan peralatan yang keluar masuk komplek peternakan maupun pada pintu-pintu masuk kandang, gudang makanan, dan lain sebagainya
  • Karyawannya tidak diperbolehkan melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan penularan penyakit dari satu kelompok ternak ke kelompok ternak lain
  • Mengatur keluar masuk setiap orang ke komplek perkandangan yang memungkinkan penularan suatu penyakit
  • Memusnahkan ayam atau bangkai ayam yang menderita penyakit menular dan bahan-bahan yang berasal dari hewan bersangkutan serta tidak membawanya keluar komplek peternakan. Pemusnahan dapat dilakukan dengan cara dibakar atau dikubur di bawah pengawasan dokter hewan atau petugas setempat.
  • Melakukan tindakan pencegahan (vaksinasi) terhadap penyakitpenyakit unggas sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dalam bidang kesehatan hewan
  • Tidak memperjualbelikan ayam pedaging yang dipotong selama pengobatan antibiotika atau hormon, kecuali apabila ternak tersebut dipotong setelah 7 hari dari pemberian antibiotika atau 3 hari dari pemberian hormon yang terakhir
  • Setiap terjadi kasus penyakit terutama yang dianggap/diduga penyakit menular harus segera dilaporkan kepada Dinas Peternakan setempat.

E. Panen
Sebelum panen terlebih dahulu disiapkan peralatan panen seperti timbangan, tali rafia, keranjang ayam, dan lampu senter. Selanjutnya diambil sampel ayam pedaging secara untuk ditimbang sehingga berat badannya diketahui. Sebaiknya ayam yang akan dipanen tidak diberi makan terlalu banyak agar tidak ada sisa pakan di tempat makan. Pemberian antibiotik pada ayam yang akan dipanen diperbolehkan antara 5-14 hari menjelang panen.

Untuk memudahkan pemanenan, ayam terlebih dahulu ayam disekat secara bertahap. Panen harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada yang memar, patah sayap, patah kaki, atau bahkan mati. Ayam yang telah dipanen dimasukan ke dalam keranjang untuk diangkut. Pemanenan ayam pedaging broiler dapat dilakukan pada umur 22 hari atau 33 hari. Ayam broiler yang dipanen umur 22 hari lebih menguntungkan karena biaya lebih sedikit dan resiko kematian ayam lebih rendah. Alat yang dibutuhkan pada saat panen adalah timbangan dan keranjang untuk menyimpan ayam yang telah dipanen.

F. Pasca Panen
Kegiatan pasca panen untuk ayam pedaging adalah mengumpulkan semua peralatan dan membersihkannya. Pemeliharaan bangunan kandang dilakukan setelah panen.